Mempunyai seorang istri yang
pintar memasak adalah idaman para pria. Seperti halnya dengan Pak Budi. Meski
sama-sama sibuk, istrinya tak pernah lupa memasakkannya sarapan pagi. masakannya
jelas terasa enaknya. Namun satu hal yang membuat pak Budi suka sekali ketika
berada di rumah adalah kopi buatan istrinya yang begitu pas dan nikmat sesuai seleranya.
Menurutnya, tak ada yang bisa menggantikan kopi buatan istrinya di rumah
tersebut. Hanya sang ibu yang nun jauh berada di kampung halamannya sana yang
bisa mengimbangi kopi buatan istri tercintanya itu.
Satu ketika di akhir pekan yang
cerah, Pak Budi mengajak istrinya untuk pergi berjalan-jalan santai ke taman
kota. Ia ingin menghabiskan hari bercengkerama tentang kesibukannya selama
semingggu kepada istrinya. Namun, sayang istrinya sedang tidak enak badan dan
harus beristirahat di rumah. Rencana yang disusunnya pun berantakan dan karena
istrinya sakit, otomatis Pak Budi harus mengambil alih tugas rumah tangga hari
itu. Mulai dari mencuci baju, menyapu rumah dan memasak dikerjakan oleh Pak
Budi seorang diri. Untung saja dia sudah terbiasa melakukan hal tersebut jadi
tidak begitu keberatan. Hitung-hitung sekarang waktunya untuk menyenangkan sang
istri.
Setelah beres
semuanya, Pak Budi beristirahat di beranda belakang rumahnya. Dia tertidur
lelap di dipan rotan yang menghadap kea rah taman. Jam pun berlalu dan istrinya
yang tak sengaja terbangun kemudian melihat Pak Budi terlihat lelah dalam
lelapnya. Dia tersenyum kemudian ke dapur. Ia kembali dengan membawa secangkir
kopi hitam andalannya. Aroma yang wangi yang menguar dari kopi tersebut
membangunkan Pak Budi dari tidurnya. Ia tahu istrinya sengaja membuatkan kopi
agar Pak Budi terbangun karena hari juga sudah menjelang sore. Ia hidu aroma
kopi tersebut sebelum meneguknya sedikit demi sedikit. Ia bersyukur memiliki
istri yang pengertian seperti itu.
Keesokan
harinya, sang istri yang bangun terlebih dahulu untuk menyiapkan bekal untuk
dibawa suaminya bekerja. Pak Budi tidak tahu kalau dia dibuatkan bekal spesial
oleh istrinya. Setelah selesai sarapan, kemudian istrinya menyodorkan kotak
bekal makanan dan sebuah tumbler yang terbuat dari stainless steel pada Pak
Budi.
“Lho ini kok
ada dua?,” kata Pak Budi kagetmelihat ada dua bungkusan di atas meja makan.
“Yang satu
dimakan biar kenyang, yang satunya diminum biar gak ngantuk,” sahut istrinya.
Mata Pak Budi
mulai membelalak bahagia mendengar dua kata terakhir istrinya. “Biar nggak
ngantuk? Jangan-jangan ini…” ujar Pak Budi sambil membuka tutup tumbler dengan
tak sabar.
Istrinya hanya
bisa menggeleng-gelengkan kepala melihat kelakuan sang suami. Pak Budi yang
tahu bahwa dia dibekali minuman favoritnya tak bisa menyembunyikan rasa
senangnya.
“Wah…terima
kasih, istriku,” ucap Pak Budi dengan mata berniar-binar.
“Sama-sama,”
jawab sang istri.
Tak lama
kemudian, raut muka Pak Budi berubah yang mengisyaraktan jika ada sebuah
keraguan. “Nah, tapi ini nggak papa ditaruh di tumbler begini? Nanti dingin
kalau mau diminum?” tanya Pak Budi ragu-ragu.
“Nggak papa, tenang
saja. Awet kok panasnya,” kata sang istri.
“Ah, yang
bener, Bu?” tanya Pak Budi masih setengah tidak yakin.
“Percaya deh,”
jawab sang istri meyakinkan Pak Budi.
Pak Budi
menjawab dengan pasrah, “Yasudah, aku bawa ya.” Istrinya hanya mengangguk. Pak
Budi memasukkan kotak makan dan tumblernya dalam satu wadah kemudian
menentengnya. Setelah berpamitan pada sang istri, ia melaju dengan mobilnya.
Sesampainya di
kantor, Pak Budi disambut oleh beberapa rekannya, “Selamat pagi, Pak.” “Pagi
semuanya,” sahut Pak Budi sambil melemparkan senyum. Pak Budi merupakan
karyawan sebuah bank BUMN. Tidak banyak yang melirik apa yang sedang dibawa Pak
Budi, karena memang ia sering membawa bekal dari rumah. Pak Budi kemudian masuk
ke dalam ruangannya. Baru setengah jam duduk, seorang Office Boy bernama Pak Sukri
mengetuk pintu dan masuk ke ruangan Pak Budi. Ia membawa nampan dan secangkir
kopi dalam mug putih.
“Pak, ini
kopinya,” ujar Pak Sukri.
“Wah maaf, Pak,
hari ini saya air putih saja. Sudah dibawakan sama istri saya kopi,” jawab Pak
Budi sambil mengeluarkan tumbler stainless steel dari wadahnya dengan malu-malu.
Kemudian ia menawarkan pada Pak Sukri ,“Bapak mau?”
“Wah, nggak
usah, Pak,” jawab Pal Sukri malu-malu. Namun Pak Budi sudah mengambil gelas dan
mulai menuangkan kopi dari tumblernya ke gelas untuk Pak Sukri.
“Ini, Pak,
kopinya monggo dicoba,” kata Pak Budi. Pak Sukri yang sedari tadi berdiri di dekat
pintu, kemudian datang mendekati kursi tamu dan duduk disana. Pak Budi
menyodorkan segelas kopi yang masih mengepul. Sang office boy yang sudah cukup berumur
itu kemudian menyeruputnya sedikit demi sedikit.
“Wah, enak ini,
Pak, kopinya,” komentar Pak Sukri. Pak Budi terkekeh pelan kemudian menjawab,
“Makasih, Pak. Kopi buatan Pak Sukri Juga enak, lho.”
“Makasih, Pak.
Tapi, pak ini kopinya kok masih panas ya? Bapak panasin lagi tadi?” Tanya Pak
Sukri penasaran.
“Enggak, Pak.
Tadi sama istri saya dimasukkan ke dalam tumbler ini, jadi awet,” jawab Pak
Budi sambil menunjukkan tumbler stainless steel dengan tutup oranye tersebut.
“Istri saya biasa pakai tumbler ini, Pak, kalau mau bawakan saya bekal teh atau
kopi, yang anget-anget gitu. Soalnya
awet panasnya,’ lanjutnya.
Tak lama kemudian, Pak
Ali masuk ke dalam ruangan Pak Budi. “Wah,
harum bener ini wanginya,” sela Pak Ali. Pak Budi kemudian bersiap menuang kopi
pada cangkir yang lainnya kemudian menyodorkannya pada pak Ali.
“Iya pak ini
silakan cicipi kopi bikinan istri saya,” kata Pak Budi. Pak Ali menerimanya
kemudan ikut duduk bersama dengan Pak Sukri di kursi. Pak Ali tampak kaget
setelah menyeruput kopinya, kepanasan.
“Pak ini baru
bikin ya? Kok masih panas?” ujar Pak Sukri.
“Tidak, Pak,
istri saya memasukkannya ke dalam tumbler ini, lho. Jadi awet panasnya,” jawab
Pak Budi sambil menunjukkan tumblernya.
“Wah saya mau
dong Pak, belinya dimana itu? Biar nanti saya bilang istri saya buat bawakan
kopi juga kalau bisa awet panas begini,” celetuk Pak Ali disusul tawa Pak Budi
dan Pak Sukri.
Nah, Anda juga
ingin menyimpan kopi buatan istri tercinta Anda awet seperti milik Pak Budi?
Tak perlu khawatir, kami
Souvenirbank.com menyediakan tumbler stainless steel
yang bisa membuat minuman Anda tetap panas meski setelah beberapa jam. Tumbler
tersebut tersedia dalam beberapa varian. Anda dapat menyimak spesifikasinya di bawah ini.
Bahan
|
Stainless steel
|
Ukuran
|
Tinggi: 24,8 cm Diameter: 6,8cm
|
Metode
|
Sablon
|
Warna
|
Silver
|
Pembelian
|
100pcs: Rp 94.000,-
400pcs: Rp 79.500,-
|
Bahan
|
Stainless Steel
|
Ukuran
|
Tinggi: 20,5cm Diameter: 8,8cm
|
Metode
|
Sablon
|
Warna
|
Biru muda, Abu-abu, Cokelat, Hitam
|
Pembelian
|
100pcs: Rp 99.500,-
400pcs: Rp 85.000,-
|
Bahan
|
Stainless steel
|
Ukuran
|
Tinggi: 25,3cm Diameter: 7,5cm
|
Metode
|
Sablon
|
Warna
|
Merah, Putih, Biru
|
Pembelian
|
100pcs: Rp 118.000,-
400pcs: Rp 103.500,-
|
Bagaimana, Anda
teratrik? Apabila Anda ingin memiliki tumbler-tumbler seperti diatas silakan
hubungi Souvenirbank.com di nomor di bawah ini.
Jika Anda ingin
menjadikan tumbler tersebut sebagai souvenir bank, Anda juga dapat berkonsultasi
terlebih dahulu dengan tim marketing kami. Anda dapat mengisi form berikut ini.
Powered by |
Report abuse
Souvenirbank.com adalah pusat
souvenir bank yang berlokasi di Yogyakarta. Apabila Anda ingin memesan
souvenir, Anda dapat mengunjungi kantor kami dengan alamat sebagai berikut.
MAPS
TONDEO BUILDING
Jl. Prawirokuat No. 21 Condongcatur
Depok, Sleman
Yogyakarta, 55283